Ingatanku Tak Pernah Bisa Melupakanmu
Maria Febri Kristina
Papa, apa kabar di
sana?
Tiap pagi setelah aku
bangun dari tidur malamku
Aku tak pernah lupa
untuk menunggu pesan singkat darimu
Bukan dari seorang
pangeran yang menjadi belahan jiwa putri kecilmu
Tapi dari seorang
raja yang dengan sabar selalu membimbing putrinya
aku merasa sapaanmu di pagi hari memberikanku
energy positif dan membangkitkan semangatku
“putriku, selamat pagi semoga lancar yang kamu
lakukan hari ini, doa papa selalu untukmu putri kecilku”
walau terkadang aku
berpikir sapaanmu begitu sederhana
tapi membuatku merasa
bahwa aku harus mampu menjalankan semua tugasku
ya, tugas yang dipercayakanNya
pada putrimu hari ini dengan segala kemampuan yang aku miliki
Papa, kala itu aku
teringat akan pengalaman indah bersamamu
Waktu itu, ketika aku
berusia 6 tahun
Engkau selalu
mengajakku pergi ke suatu tempat
Ya, ke suatu tempat
yang indah
dimana hanya ada aku dan engkau papaku
Papa, kala itu aku
teringat ketika aku berjalan berdua denganmu
Engkau mengajakku
duduk di suatu taman dimana beralaskan rerumputan hijau
Waktu itu, aku yang
masih dini,
aku terlalu sibuk bermain dengan boneka
kesukaanku
engkau pun kemudian
memangku ku dan meletakkan boneka kesukaanku di samping
aku pun hampir
menangis kala itu
tapi engkau papaku,
memelukku dengan hangat
akupun mengurungkan
niat tidak menumpahkan air mataku
di saat aku merasa
nyaman berada dalam pelukanmu
engkau pun ternyata
sedang mengamati sesuatu yang bagimu itu menarik
kala itu, aku yang belum mengerti banyak hal tidak
mengetahui hal itu
engkau pun mengajakku
untuk mengamati sesuatu
ya, mengamati
segerombolan semut
semula aku yang masih
terlalu dini tidak mengerti dengan maksudmu itu, papa
aku melihat dan
mengamati segerombolan semut itu
aku yang kala itu
belum mengetahui banyak hal tentang dunia luar dan bertanya:
“papa, apa maksud papa mengajakku untuk mengamati
semut-semut itu”
engkau pun tersenyum
manis sambil membelai rambut kepalaku dan berkata:
“anakku, jadilah perempuan yang mau bekerja
keras serta peduli untuk membantu orang
lain”
Karena hidup di dunia
ini tidak seindah hidup di negeri dongeng
Ya, hidup di dunia
nyata penuh dengan perjuangan persaingan
Semua orang
berlomba-lomba untuk menjadi ngomor 1
Banyak orang yang
telah berhasil mendapatkan posisi pertama, terkadang mereka lupa untuk tetap
rendah hati dan bijaksana
Oh, betapa tak bisa
kubayangkan jika seorang tidak memiliki rendah hati dalam hatinya
Walaupun begitu,
engkau juga mengajarkan padaku mengenai hal lain
Kalau hidup itu,
adakalanya kita perlu membantu orang lain
Terlebih mereka yang
berkekurangan
Aku pun teringat
sesuatu
Kala itu, ada seorang
nenek tua duduk di bawah pohon sambil menantikan uluran tangan pada siapapun
yang melintas di depannya
Engkau pun mengambil
sepotong roti yang ada di dalam tas makanku
Lalu memberikan
potongan roti itu kepadaku
Aku pun yang merasa tidak lapar saat itu, menolak
roti yang kau berikan itu
Lagi-lagi engkau
memandang sesuatu ke arah pohon itu
Aku pun penasaran
dengan apa yang kau pandang itu, papa
Dengan memegang
sepotong roti yang ada di tangan kananku
Tanpa berpikir
panjang, aku pun mulai berjalan ke arah nenek itu dan memberikan sepotong roti
yang ada di tangan kananku
Nenek itu tersenyum
bahagia ketika aku memberikan sepotong roti itu
Oh Tuhan, sungguh
indah pelajaran yang aku dapat kala itu.
Papa, aku teringat
ketika aku berumur 12tahun
Aku teringat akan
suatu kejadian dimana aku hampir merasa putus asa bahkan menyerah
Ya, karena salah
seorang teman sekelasku mengejekku
Hanya karena tubuhku
yang pendek, kurus, berambut keriting dan berkulit hitam
Aku pun menangis dan
seakan menyalahkan diriku sendiri
Oh Tuhanku, apa yang
salah jika Engkau menciptakan aku dengan demikian?
Saat pulang sekolah,
aku pun tetap tak bisa membendung air mataku
Setelah kejadian
siang tadi, aku pun memilih mengurung diri di dalam kamar
Petang kala itu,
membuat suasana hatiku semakin gelap
Saat makan bersama,
aku pun merasa tak bersemangat
Makanan enak pun
terasa hambar di lidah,
Bahkan air yang
memberikan kesegaran, tidak bisa menyirami perasaanku yang gersang kala itu
Aku pun memilih untuk
tetap diam dengan seribu bahasa dan menahan air mataku agar tidak tumpah di
depanmu, papa
Tapi ternyata
dugaanku salah, mungkin ikatan batin kita sangat kuat, papa
Engkau pun bertanya
dengan seribu tanda tanya
“nak, mengapa sejak
tadi kau terlihat murung dan tidak bersemangat?”
Aku pun tetap memilih
untuk diam dengan seribu bahasa
Engkau pun mengajakku
untuk duduk semakin dekat di sampingmu
Lalu membelai lembut
rambut kepalaku, oh papa betapa nyaman aku berada di sampingmu
Hatiku pun akhirnya
luluh dan tidak bisa lagi menyembunyikan perasaanku yang gersang ini
Dengan berat hati, aku
pun menceritakan kegersangan hatiku ini padamu, papa
Engkau pun
mendengarkan ungkapan kegersangan hatiku ini dengan penuh perhatian
Entah kenapa setelah
ku ungkapkan padamu, hatiku terasa lega
Oh papa, lagi-lagi
aku jatuh dipelukan hangatmu
Dan engkau pun
mengatakan suatu pesan
Ya, suatu pesan yang
hingga kini masih aku pegang dan amini
“putriku, jadilah
engkau perempuan yang tangguh dan tahan banting. Jangan pedulikan apa kata
orang tentang dan bagaimana dirimu.
Kritikan, ejekan, dan hinaan yang mereka berikan kepadamu, bukan
alasannya untuk membuat dirimu menjadi menyerah dan putus asa dalam setiap
langkah menuju masa depanmu. Terhadap semua itu janganlah lekas marah hai putri
kecilku, tapi tersenyumlah. Karena Tuhanmu yang adalah sumber cinta dan aku papa
mu, begitu sangat mencintai dan mengasihmu. Aku pun papa mu, tak pernah lupa
mengingat namamu dalam setiap doaku, putri kecilku.”
Tuhan, betapa indah
pesan yang Kau sampaikan lewat seseorang yang menjadi cinta pertamaku itu
oh papa, untuk
kesekian kalinya aku jatuh dipelukan hangatmu
oh Tuhan, betapa
bersyukur dan bahagianya diriku memiliki papa seperti dia
karena bagiku, dialah
cinta pertamaku
sebelum nantinya aku
menemukan seorang pengeran yang kelak akan menjadi cinta pertama bagi anak-anakku
nanti
Papa oh papa, semoga
aku bisa menjadi anakmu yang selalu menyenangkan dan membanggakan dirimu
Papa, aku mencintaimu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar