Embun di Hutan Jati
Maria Febri
Kristina
Pada suatu liburan akhir sekolah
anak-anak SD Mekar Jaya mengikuti kegiatan kemah yang diadakan oleh sekolah
mereka. Kegiatan kemah itu berlangsung selama dua hari. Semua siswa kelas 4-5
diwajibkan untuk mengikuti kegiatan ini.
Pada saat H-1 pelaksanaan kemah, para siswa yang akan mengikuti kemah
diwajibkan untuk berkumpul guna mendapatkan pengarahan dari guru mengenai
persiapan kegiatan kemah.
Setelah semua persiapan selesai, mereka
pun berangkat ke tempat pekemahan itu. Mereka pun satu per satu mulai naik ke
dalam bus yang akan membawa mereka ke tempat perkemahan itu. Ketika semua
persiapan dirasa sudah siap, mereka pun segera berangkat.
Selama
perjalalanan menuju ke lokasi perkemahan, mereka melewati banyak sekali
pemandangan alam yang begitu sangat menarik. Setelah mereka melewati batas kota.
Mereka pun melewati daerah pegunungan. Dimana saat melewati tempat itu, mereka
melihat gunung yang menjulang indah dihadapan mata mereka. Dari dalam bus,
ternyata Pak Amir sibuk mengambil gambar gunung tersebut. Ketika itu Bu Ambar
menjelaskan sekilas mengenai gunung pada anak-anak. Anak-anak pun begitu sangat
antusias mendengarkan penjelasan dari Bu Ambar. Mereka pun juga tidak kalah
antusias untuk bertanya lebih banyak mengenai gunung. Untuk menambah rasa antusias mereka, Bu Ambar
pun memberikan pertanyaan dan bagi yang bisa menjawabnya akan mendapat hadiah
berupa peralatan sekolah.
Selama perjalanan melewati gunung yang
menjulang indah di depan mata mereka. bus yang mereka tumpangi segera meluncur
melanjutkan perjalanan. Beberapa menit berlalu, mereka pun segera melewati yang
sebuah perkampungan yang bernama Kampung Gamelan. Karena sebagian besar
masyarakat di perkampungan tersebut bekerja sebagai pembuat gamelan, ada juga
mereka yang berprofesi sebagai pemain gamelan. Anak-anak pun satu per satu
mulai turun dari bus. Mereka sudah tidak sabar untuk melihat langsung proses pembuatan gamelan. Di sana
mereka diberikan kebebasan untuk bertanya langsung bagaimana dan apa saja
proses pembuatan gamelan. Mereka pun
juga mencoba belajar bagaimana cara
memainkan gamelan. Di sana mereka berkenalan dengan Pak Gatot yang akan
mengajarkan pada mereka bagaimana cara memainkan gamelan dan mengenalkan apa
saja perangkat dari gamelan itu sendiri. Tak ketinggalan Pak Amir mengambil
gambar mereka, ketika mereka sedang asyik mencoba memainkan gamelan.
Setelah satu jam mereka puas mengenal dan
memainkan gamelan, mereka pun segera melanjutkan perjalanan ke lokasi
perkemahan. Satu per satu mereka pun
segera kembali ke dalam bus. Di dalam bus Bu Ambar pun menanyakan pada mereka
pengalaman apa saja yang sudah mereka dapat selama berada di Kampung Gamelan. Dengan segera, Mitha pun yang dikenal sebagai
murid yang berani berbicara di depan umum segera maju dan menceritakan pengalamannya. Para murid
yang lain pun mendengarkan pengalaman Mitha dengan penuh antusias. Sembari mendengarkan
bercerita tentang pengalaman yang sudah Mitha dapatkan, Pemandangan indah hadir
kembali di depan mata mereka. Kali ini bus yang mereka tumpangi melewati hutan
karet. Di samping itu mereka juga melihat para pekerja yang bekerja di
perkebunan karet sedang mengambil getah karet dari pohon-pohon tersebut.
Akhirnya ketika sampai di depan PT.
Elastis, yaitu kantor yang mengelola pohon karet, Bu Ambar pun menyuruh mereka
untuk turun dari bus, dan segera masuk
ke dalam kantor. Di kantor tersebut mereka bertemu dengan Pak Anton, beliau
adalah pemilik dari perkebunan karet. Mereka pun di sana diajak untuk melihat
proses pembuatan karet, mulai dari proses pengambilan getah dari pohon hingga
proses terbentuknya karet. Tapi sayang sekali mereka tidak diperkenankan untuk
masuk ke dalam ruangan yang mengolah getah-getah karet tersebut. Karena bau zat
kimia yang digunakan mengolah getah karet sangat berbahaya bagi pernapasan,
terutama untuk anak-anak. Jadi mereka hanya melihat proses pembuatan karet dari
balik kaca yang ada di ruangan tersebut. Sambil diajak melihat-lihat dan
berkeliling, Pak Anton juga menjelaskan pada mereka bagaimana proses pembuatan
karet. Tak ketinggalan mereka juga ditunjukan hasil karet yang baru saja
selesai diolah. Di sana mereka diberikan kesempatan untuk bertanya pada Pak
Gatot mengenai proses pembuatan karet. Andy yang adalah salah satu yang paling
suka mengenai hal-hal baru. Andy pun
bertanya mengenai bahan kimia apa saja yang digunakan untuk mengolah getah
karet. Dengan penuh senang hati Pak Gatot pun menjelaskan mengenai bahan-kimia
yang dipakai untuk mengolah getah karet.
Setelah mereka puas berada di pabrik pengolahan getah karet, mereka pun
segera meninggalkan pabrik dan melanjutkan perjalanan. Anak-anak pun satu per satu kembali ke dalam bus. Di dalam bus Bu Ambar pun menayakan pada
anak-anak bagaimana perasaan mereka, dan
apa saja yang sudah mereka dapatkan setelah mengunjungi dua tempat itu. Bu
Ambar sengaja berusaha memancing anak-anak, agar mereka mau mensharingkan
pengalaman mereka, Kali ini Jimmy pun
berdiri untuk mensharingkan pengalamannya. Saat itu anak-anak yang lain pun
diam dan dengan antusias mendengarkan Jimmy mensharingkan pengalamannya. Saat
Jimmy mensharingkan pengalamannya Alvin pun berkata pada Dhito kalau ia tadi
pagi sudah salah jika ia sudah salah jika ia menolak untuk ikut kegiiatan kemah
ini. Ia bersyukur karena dengan ikut kegiatan kemah ini, ia bisa tahu dan belajar banyak hal dari kedua tempat
yang sudah dikunjungi tadi. Mendengarkan sahabatnya yang berkata demikian,
Dhito pun tersenyum dan mensupport sahabatnya agar ia tetap bersemangat untuk
mengikuti kegiatan kemah nanti.
Saat itu di dalam bus mereka semua tampak
kelelahan, dan tertidur. Tanpa terasa mereka pun tiba di Bumi Perkemahan Kayu
Lapis. Sebelum mereka semua turun dari bus, Bu Ambar pun memperingatkan
anak-anak agar mereka tidak banyak bercanda, dan harus mengikuti pengarahan
dari pemandu. Saat itu gerimis dan kabut serta jalan menuju perkemahan itu
licin melanda daerah itu. Pemandu jalan pun meminta mereka untuk mematuhi
peraturan yang diberikan oleh pembina. Saat itu pemandu memperingatkan mereka
agar selalu berhati-hati dalam melewati jalan menuju perkemahan, karena jalan
yang menanjak naik serta licin akibat dari hujan gerimis. Pemandu juga
memperingatkan mereka agar tidak memegang atau merusak sesuatu selama mereka
berjalan menuju lokasi perkemahan. Saat
itu mereka diwajibkan untuk berjalan secara kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 4 orang.
Mereka pun berjalan mengikuti instruksi yang
diberikan oleh pemandu. Tiba-tiba Mitha melihat sebuah kupu-kupu yang berwarrna
merah tua dengan bintik-bintik hitam pada sayapnya. Mitha pun begitu sangat
tertarik lalu mengikuti kemana kupu-kupu itu terbang. Mitha pun lupa kalau ia
harus mengikuti kelompoknya. Mitha pun terus berjalan mengikuti kemana
kupu-kupu itu terbang. Hingga setelah beberapa saat kemudian, kupu –kupu itu hinggap di sebuah pohon tua
yang berukuran besar. Ia pun melihat di tengah-tengah pohon tua ada sebuah
lubang besar. Mitha pun penasaran dengan lubang besar yang ada di tengah-tengah
pohon tua itu. Ia pun kemudian memberanikan diri untuk masuk ke dalam lubang
besar itu. Ketika ia masuk ke dalam lubang itu, ia tidak menemukan sesuatu
apapun. Ia pun kemudian keluar dari lubang itu. Tapi, setelah beberapa saat
kemudian Mitha melihat sekumpulan kupu-kupu yang keluar dari lubang pohon besar
itu. Mitha pun merasa kagum dengan keindahan warna sekelompok kupu-kupu
tersebut. Melihat hal itu, Mitha yang memiliki hobi menggambar segera
mengeluarkan kertas dan pensil. Ia pun
mulai menggambar segerombolan kupu-kupu tersebut yang sedang asyik terbang ke
sana ke mari.
Saat berjalan menuju ke lokasi
perkemahan, Adit pun baru menyadari kalau salah seorang dari anggoota kelompoknya ada
yang tersesat. Ia pun kemudian segera memberitahukan hal ini pada Bu Ambar. Bu
Ambar pun memerintahkan pada anak-anak untuk berhenti sampai Mitha berhasil kembali ditemukan. Saat itu Pak
Amir, Pak Bagus, dan Mas Jack pun berpencar mencari keberadaan Mitha sekarang.
Mas Jack yang sudah sangat hafal daerah
hutan tersebut segera membagi arah mereka akan berpencar. Mereka bertiga
berpencar menjadi tiga arah: Pak Amir mencari ke arah yang tadi sudah mereka
lalui, Pak Bagus mencari ke arah timur, sedangkan Mas Jack mencari ke arah
barat. Sebelum mereka bertiga berpencar untuk mencari Mitha, mereka pun berdoa
terlebih dahulu agar tidak ada gangguan apapun dan dapat segera menemukan Mitha
kembali.
Di bawah pohon besar itu Mitha pun sedang
asyik menggambar segerombolan kupu-kupu tersebut. Ia terus menggambar dan
meluangkan imajinasinya, tanpa ia ingat kalau ia sudah terpisah jauh dan
kelompoknya. Saat Mitha sedang asyik menggambar, ia mendengar ada suara seseorang yang memanggil-manggil
namanya. Mendengar itu Mitha pun bergegas memasukkan kertas gambarnya dan
bersembunyi di balik semak-semak yang
ada di belakang pohon besar itu. Ketika Mas Jack sedang melewati pohon besar
itu merasa penasaran dengan lubang besar yang ada di tengah pohon tua itu. Mas
Jack pun memberanikan diri mendekat dan melihat lubang besar yang ada di
tengah-tengah pohon tua itu. Tapi ketika itu Mas Jack tidak menemukan apapun di
dalam lubang besar itu. Setelah Mas Jack keluar dari lubang besar itu, ia
melihat ada sesuatu yang bergerak-gerak dibalik semak-semak yang ada di balik
pohon. Mas Jack pun penasaran dan segera ingin melihat apa yang terdapat di
balik semak. Dengan mengendap-endap secara perlahan Mas Jack pun mendekati
sesuatu yang terdapat di balik semak-semak tersebut. Ketika itu Mas Jack pun
terkejut ternyata yang bersembunyi di balik adalah Mitha. Melihat Mitha yang
akhirnya berhasil ditemukan, Mas Jack pun bertanya bagaimana Mitha bisa
terpisah dari rombongan dan akhirnya tersesat. Mitha pun dengan jujur dan polos
menceritakan bagaimana ia bisa tersesat. Sambil mendengarkan Mitha bercerita,
Mas Jack pun memberikan Mtha sebungkus roti dan air mineral, lalu kemudian
mereka kembali ke rombongan.
Setelah mereka sejenak berbincang-bincang,
mereka pun melanjutkan kembali perjalanan mereka. Mas Jack pun sengaja
menggandeng tangan Mitha agar kejadian tadi terulang kembali. Melihat Mas Jack
yang begitu dengan mudah melewati jalan untuk kembali, Mitha pun yang merasa
sangat penasaran bertanya pada Mas Jack. Mitha pun mengira kalau Mas Jack sudah
hafal betul jalan di hutan itu Mendengar pertanyaan Mitha,Mas Jack pun
tersenyum lalu berhenti sejenak dan menjeaskan pada Mitha. Saat mereka berhenti
sejenak, Mas mengambil sebuah potongan kertas kecil berwarna merah yang berada
di tanah. Mas Jack pun menjelaskan kepada Mitha tujuan ia menyebar kertas
berwarna merah agar dapat kembali ke rombongan. Hal ini sering dilakukan Mas
Jack terutama saat ia memandu acara kemah atau jika mencari anggota yang
tersesat. Teknik ini bagi Mas Jack menjadi cara yang ampuh daripada harus
menggunakan kompas atau yang lain.
Setelah mereka berjalan yang
kurang lebih 15 menit, akhirnya Mitha pun merasa senang dapat
kembali bertemu dengan Bu Ambar dan juga teman-temannya yang lain. Setelah
mereka bertemu kembali, Mitha pun menceritakan dengan jujur bagaimana ia bisa
tersesat. Mitha pun juga meninta maaf dan berterima kasih karena ia merasa
sudah merepotkan banyak orang. Setelah
mereka mendengarkan cerita dari Mitha, mereka pun memeluk Mitha dan berharap
kejadian itu tidak terulang kembali.
Setelah Mitha kembali ke kelompoknya,
mereka pun segera melanjutkan perjalanan mereka. Saat itu mereka harus menempuh
jarak kira-kira 500 meter lagi untuk bisa dapat sampai ke lokasi perkemahan.
Saat itu Mas Jack pun mengajak mereka untuk bernyanyi agar mereka tidak merasa
terlalu lelah dan bosan.
Setelah mereka berjalan dengan jarak
tempuh 500 meter, mereka pun tiba di lokasi perkemahan. Kembali, mata disuguhi
dengan pemandangan yang begitu indah. Yaitu mereka dapat melihat kota dari atas
tempat mereka melakukan kemah. Akhirnya rasa capek dan lelah mereka pun hilang,
Saat mata mereka melihat langsung pemandangan
yang indah itu.
Saat itu malam terasa sangat sunyi
dan angin malam terasa sangat terasa di pori-pori bahkan tulang. Mereka pun
diajak oleh pemandu untuk keluar dari kemah mereka masing-masing. mereka pun diajak untuk duduk melingkar dan
tak ketinggalan mereka juga ditemani dengan hangatnya api unggun yang bisa
mengurangi hawa dingin malam itu. Malam itu mereka diajak untuk bernyanyi bersama,
tak ketinggalan dengan iringan suara music gitar yang membawa mereka dalam
suasana keakraban satu sama lain. Sesudah itu satu per satu mereka diajak untuk
mensharingkan pengalaman pribadi yang sudah mereka dapatkan selama perjalanan
menuju ke lokasi perkemahan. Bagi mereka yang bercerita dapat menceritakan
pengalamannya secara menarik akan mendapatkan hadiah. Satu per satu mereka pun
saling bercerita, hingga tiba giliran Alvin untuk bercerita mengenai
pengalamannya. Semula ia merasa ragu untuk menceritakan pengalaman tersebut,
tapi atas dorongan dari sahabatnya akhirnya ia mau menceritakan pengalamannya.
Alvin pun berdiri dan menceritakan pengalamannya. Di hadapan guru dan
teman-temannya Alvin bercerita jujur kalau semula ia tidak ingin mengikuti dengann alasan kegiatan kemah
itu sangat membosankan. Tapi ketika mengunjungi Kampung Gamelan dan perkebunan-pabrik
pengolah karet Alvin pun mulai menikmatinya. Ia pun sadar, ia mendapatkan
banyak pengalaman saat mengunjungi dua tempat itu, termasuk saat kegiatan kemah
berlangsung ia merasakan keakraban dan kekompakan dengan teman-temannya yang
lain. Setelah Alvin selesai menceritakan pengalamannya, ia pun langsung
mendapatkan tepuk tangan meriah dari guru serta teman- temannya. Tak
ketinggalan Mitha pun juga ikut mensharring pengalamannya yang sudah ia alami
siang tadi. Ia sendiri juga meminta maaf
dan berterima kasih pada guru dan teman-temannya karena merasa sudah merepotkan
mereka atas kejadian siang tadi. Setelah
semua murid menceritakan pengalamannya, Mas Jack pun mengajak mereka untuk
berdoa malam bersama kemudian mereka pun kembali ke tenda masing-masing untuk
beristirahat.
Esok paginya pukul 4 dini hari, Mas
Jack bersama para guru membangunkan para murid yang lain. Setelah mereka
bangun, mereka pun diajak untuk mensyukuri karunia yang sudah Tuhan berikan
pada mereka. Lagi-lagi, satu per satu mereka diajak untuk mengungkapkan doa
berupa ungkapan syukur atas apa yang sudah mereka terima sampai saat ini.
Kemudian setelah itu Mas Jack pun mengajak mereka berolah raga ringan,
menggerakkan tangan-kaki serta anggota tubuh mereka lain. Setelah itu, mereka
pun mandi dan dilanjutkan dengan sarapan bersama.
Setelah selesai sarapan dan mandi,
mereka pun diajak untuk berkumpul kembali. Ketika itu adalah waktu untuk
menentukan siapa yang menjadi pemenang untuk sharring pengalaman tadi malam.
Akhirnya diputuskan bahwa juara ketiga adalah Mitha, juara kedua adalah Alvin,
dan juara pertama jatuh kepada Sasa. Kemudian setelah itu mereka pun segera
berbenah untuk kembali pulang. Akhirnya
setelah semua sudah siap mereka pun melanjutkan kembali perjalanan mereka
pulang.
Selama perjalanan pulang, banyak dari mereka yang
merasa kelelahan dan tertidur di dalam bus. Akhirnya setelah menempuh
perjalanan kurang lebih 2 Jam akhirnya mereka pun tiba kembali di sekolah
dengan selamat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar