Maria F Christina
Di
siang hari yang panas, Alexius sedang merenung sambil berangan-angan untuk
melepas masa jomblonya. Sudah lama Alexius jatuh hati pada teman sekelasnya
yang bernama Eufrasia. Di mata teman-teman dan para guru Eufra terkenal sebagai
anak yang pandai,selalu
ceria,rajin,ramah dan senang bergaul dengan siapa saja. Tidak heran banyak cowo
berusaha untuk bisa menjadi kekasihnya tak terkecuali Alexius cowo
berkcamata,berdarah chinesse bertumbuh tinggi, dan terkenal dengan senyumannya
yang manis karena lesung pipinya .
Malam
harinya Alexius berniat untuk segera mengungkapkan isi hatinya pada Eufra. Dia
juga menyiapkan setangkai bunga mawar sebagai tanda ungkapan perasaannya.
Setelah semua persiapan selesai tak lupa ia berdoa agar esok ia dapat
mengungkapkan perasaannya dan berharap Eufra mau jadi kekasihnya. Sepanjang
malam Alexius gelisah tidak bisa tidur karena terus memikirkan yang akan
terjadi esok.
Esoknya
di sekolah Alexius pun tidak focus menerima pelajaran karena pikirannya terus
melayang-layang memikirkan Eufra. Bel istirahatpun berbunyi saat yang tepat
bagi Alexius untuk segera mengungkapkan perasaanya. Alexius pun bergegas
menghampiri Eufra yang sedang asyik membaca novel. “lagi baca apa’n kamu fra
koq kayaknya asyik banget?” Tanya Alexius. “ eh kamu Alex, ini lagi baca novel
ceritanya seru banget ogh” jawab Eufra “ o gitu “ sambil memandang keadaan sekeling
kelas yang hanya tinggal mereka berdua saja. Eufra sendiri tidak menyadari
kalau dia dan Alexius saja yang berada di kelas. “ Eufra, aku mau ngomong
sesuatu sama kamu” kata Alexius. “iya uda ngomong aja gpp” jawab Eufra sambil
asyik membolak-balik halaman novel. “ gini fra, uda setahun aku menyembunyikan
perasaanku ini. Sejak kelas X aku uda
merasa jatuh cinta sama kamu, tapi waktu itu aku belum punya keberanian untuk
bisa ngungkapin perasaan ini, dan mungkin ini adalah waktu tepat untuk
ngungkapin perasaanku ke kamu.” “ Eufra, maukah kamu menjadi kekasihku?” Tanya
Alexius dan merasa jantungnya berdetak kencang. Tapi ternyata waktu istirahat
telah usai para murid bergegas masuk kelas. “Aku kasih jawabannya nanti waktu
pulang skolah di taman sekolah. Jawab Eufra. “ iya uda gpp, sampai nanti pulang
sekolah.” Perasaan Alexius pun tidak karuan dan yang ada dipikirannya hanyalah
berharap cintanya diterima oleh Eufra.
Bel tanda
pelajaran telah usai akhinya berbunyi. Alexius pun bergegas menuju taman
sekolah. Di sana dia melihat Eufra sedang duduk sambil memandang ikan-ikan di
kolam. “ Eufra, rupanya kamu sudah tiba di sini lebih dulu?” Tanya
Alexius. “ iya kan sesuai dengan apa
yang aku bilang tadi.” Jawab Eufra. “ jadi apa jawaban kamu? Maukah kamu jadi
kekasihku?” Tanya Alexius dan jantungnya terus berdetak kencang. “ iya Alex aku
mau jadi pacar kamu.” Jawab Eufra. Mendengar jawaban itu Alexius merasa tidak
percaya kalau keinginannya bisa tercapai. Sejak saat itu mereka berjanji untuk
saling setia dan memahami satu sama lain
Suatu hari
ia secara tidak sengaja mendengar doa dan keinginan ibunya. Betapa hancur hati
Alexius karena ibunya menginginkan dia untuk menjadi seorang pastor. Malam
harinya ketika makan malam tiba-tiba
ibunya mengajaknya berbicara. “ Alex, kamu ini anak ibu satu-satunya. Ibu itu
sudah tua kata dokter penyakit jantung ibu semakin hari kian parah dan mungkin
hidup ibu sudah tidak lama lagi. Alex,
ibu tiap hari berdoa agar kelak kamu bisa menjadi seorang pastor. Ibu ingin
melihatmu mempersembahkan kurban misa sebelum ibu bahagia di surga. Kamu bisa
kan Alex mewujudkan keinginan ibu?” Tanya ibu. “ ibu, ibu ini ngomongnya kok
jadi nglantur gitu sich? Alex ga habis pikir sama maksud keinginan ibu. Yang penting sekarang Ibu harus kuat dan
optimis, kalau ibu bisa sembuh.” Dalam
hati perasaannya terus terusik akan keinginan ibunya. Kini dia harus memilih
tetap mencintai Eufra atau mewujudkan keinginan ibunya. Dan tiap malam dia
terus berdoa agar Tuhan memberinya pilihan yang terbaik. Alexius pun mengirimkan pesan singkat kepada
Eufra
“
sayang,besok sore kita ketemuan di café seperti biasa jam 5. Ada sesuatu yang
mau aku omongin sama kamu… penting… sampai ketemu besok ya say… Good night
honey.. I miss u…”
Eufra pun
setelah membaca pesan singkat dari Alexius merasa penasaran dan bertanya-tanya
tentang maksud kekasihnya itu yang ingin
membahas sesuatu.
Sore
harinya Alexius pun sudah menunggu di cafe. Dan tak lama kemudian Eufra pun
datang dan menghampiri kekasihnya . “ hai Alex, maav iya sayang aku datangnya
lama..” sapa Eufra sambil mencium kening
Alexius. “ iya sayang ga papa aku juga barusan datang koq.. “ jawab Alexius
yang sedikit berbohong.. “ o iya sayang
katanya semalem ada yang mau kamu omongin? Iya uda ngomong aja sekarang..”
Tanya Eufra yang begitu penasaran.
“Eufra, mungkin ini terakhir kalinya kita bertemu. Aku tahu ini mungkin
berat untuk kamu, tapi ini sudah menjadi keputusanku untuk mewujudkan keinginan
ibu ku untuk menjadi pastor. Jadi mungkin hubungan kita cukup sampai di sini.”
Jelas Alexius. Mendengar itu Eufra merasa tidak percaya pada apa yang
dibicarakan oleh kekasihnya itu. “ tapi
Alex bukankah seharusnya panggilan itu karena keinginan dari hati bukan karena
desakan keinginan orang tua? Tanya Eufra “ iya aku tahu kalau menjadi seorang
pastor itu merupakan panggilan hati, tapi apa daya karena ibuku terus-menerus
bertanya kapan aku bisa mewujudkan keinginannya. Jujur aku sendiri sendiri
merasa berat mengambil keputusan ini. dan mungkin inilah saaatnya aku ingin
memenuhi keinginan ibuku yang terakhir. Jadi mungkin hubungan kita cukup sampai
di sini. Makasih karna kamu sudah memberikan aku kesempatan dan pengalaman
untuk bisa merasakan indahnya menjalin cinta. Dan mungkin inilah jalan yang
telah Tuhan berikan untuk kita, mungkin jalan kita memang berbeda tetapi. yakinlah,
kalau aku akan tetap mencintaimu karena dirimu lah cinta pertama dan terakhir
bagiku. Aku tahu kalau aku tidak bisa
memiliki dirimu seutuhnya, tapi aku akan selalu berdoa untukmu semoga Tuhan
memberikanmu teman hidup yang tepat buatmu” . kata Alexius sambil mencium
kening Eufra untuk yang terakhir kalinya dan berjalan meninggalkan Eufra. Mendengar penjelasan Alexius,
Eufra pun merasa sangat kecewa pada
keputusan yang diambil itu. Dalam hati ia merasa bahwa selama ini hubungan
cintanya dengan Alexius sia-sia, setelah ia tahu akhir cinta berujung seperti
ini.
Setelah beberapa tahun menjalani
kehidupannya di seminari entah mengapa
dalam hati Alexius panggilannya untuk menjadi imam mulai goyah. Alexius
pun tiba-tiba teringat akan Eufra kekasihnya dulu sewaktu SMA.. Dalam hatinya
Alexius selalu ingin mengetahui kabar tentang Eufra. Ia teringat bahwa Eufra
pernah bercerita bahwa setelah lulus SMA dia ingin melanjutkan pendidikan untuk
masuk keperawatan.
Suatu hari Alexius mendapat kabar dari
pamannya kalau penyakit jantung yang di derita oleh ibunya tiba-tiba kambuh dan
harus segera di rawat di rumah sakit, maka Alexius pun memutuskan untuk meminta izin cuti kepada
Romo rektor untuk pulang guna merawat ibunya yang sedang sakit. Di sepanjang
perjalanan pikiran Alexius pun menjadi tidak tenang. Dalam hatinya ia hanya
bisa berdoa untuk kesembuhan ibunya. Setelah tiba di rumah sakit Alexius pun
bergegas menuju kamar tempat ibunya di rawat. Alexius pun tak kuasa melihat
kondisi ibunya yang tidak sadarkan diri. Ia merasa sedih karena ibu yang
satu-satunya ia sayangi kini hanya bisa tergolek lemah di rumah sakit. Alexius
pun terus berdoa untuk memohon kesembuhan bagi ibunya, baginya ibu adalah
sau-satunya harta yang sangat berharga. Karena sejak kecil semenjak ayahnya
meninggal ibunya lah yang berjuang mencari nafkah untuk bisa menghidupinya.
Ketika sedang berjalan menuju ke
apotik guna membeli obat bagi ibunya. Tiba-tiba ia bertemu dengan seorang
perawat yang kelihatannya wajahnya tidaklah asing bagi Alexius. Alexius
pun terus bertanya dalam hati mungkinkah perawat tadi itu Eufrasia
mantan kekasihnya sewaktu SMA? Alexius pun berharap bisa bertemu kembali dengan
perawat tersebut.
Ketika sedang menyuapi ibunya tiba-tiba
perawat yang ia lihat kemarin masuk dan memberikan obat yang harus diminum oleh
ibunya. Dengan penuh keberanian Alexius pun memberanikan diri untuk mengetahui
siapakah perawat itu sebenarnya. “Maav suster, benarkah suster ini Eufrasia
Chlarissa Handoko?” Tanya Alexius “ iya, betul saya Eufra. Maaf Anda sendiri
siapa?” jawab Eufra “ Saya Alexius Elvin Pratama Wijaya. Saya temanmu dulu
ketika waktu SMA.” Eufra pun tidak
menyangka kalau dia harus bertemu mantan kekasihnya sewaktu SMA. Eufra pun buru-buru meninggalkan Alexius. Alexius
pun berusaha untuk mengejar Eufra, tapi kali ini dia gagal bertemu dengan
Eufra. Keesokan harinya Alexius pun berusaha mencari informasi tentang Eufra
lewat rekan-rekan kerjanya dan akhirnya Alexius pun berhasil mendapatkan no hp
Eufra. Malam harinya Alexius pun memberanikan diri untuk mengirimkan pesan
singkat pada Eufra.
“Malam Eufra
Ini aku Alexius teman mu dulu waktu SMA. Eufra,
apa kabarmu? Lama iya kita tidak
bertemu. Aku juga tidak menyangka kalau
kita akan bertemu di rumah sakit ini.Eufra, kalau besok kamu tidak
sibuk. Kita bertemu di kantin rumah sakit sewaktu jam makan siang ada sesuatu
hal yang mau aku bicarakan sama kamu . Aku
tunggu besok.
Thanks. God Bless.. :)
Alexius
Elvin Pratama Wijaya.
Siang harinya Alexius pun sudah berada di
kantin rumah sakit. Setelah cukup lama menunggu Eufra pun tiba dan mereka langsung
memesan makanan. “ Eufra, seperti yang aku bilang kemarin sama kamu ada sesuatu
yang sesuatu mau aku omongin. Eufra, saat ini adalah masa-masa sulit bagiku,
ibuku sekarang ini sedang sakit, dan di sisi
lain aku pun juga harus menyelesaikan thesis ku karena sebentar lagi aku
akan di tahbiskan menjadi imam. Jujur, aku sedih melihat kondisi ibuku seperti
ini. Aku pun saat ini sedang berusaha untuk mewujudkan keinginan beliau , iya
meski aku tahu itu tidaklah mudah banyak godaan, tantangan, suka dan duka yang harus aku lalui selama aku di seminari,
tapi aku hanya bisa berdoa pada Tuhan agar Dia memberikanku kekuatan supaya aku
sanggup melewati semua itu demi mewujudkan impian ibuku. Dan aku pun juga tidak
bisa berada di sini untuk mendampingi ibu, karena aku harus kembali ke seminari
untuk mempersiapkan tahbisan ku. Jadi aku di sini mau minta tolong sama kamu
Eufra, tolong jaga dan rawat ibuku
selagi aku kembali ke seminari untuk mengurus persiapan tahbisanku. Aku berharap
ketika nanti aku ditahbiskan ibuku bisa mendampingi dan aku ingin melihat ibuku
tersenyum bahagia saat aku mempersembahkan kurban misa . Tolong iya Eufra aku
titip ibuku.” jelas Alexius, tanpa di
sadari Alexius pun meneteskan air matanya. “ iya Alex, aku mau menjaga dan
merawat ibumu sampai sembuh. Jujur aku
terharu mendengarkan isi hatimu. Aku kagum dan terharu karena ternyata kamu
memiliki cita-cita yang begitu mulia demi membahagiakan ibumu dan memuliakan
nama Tuhan. Alex, aku akan selalu berdoa untuk mu agar kelak setelah kau di tahbiskan,
kau bisa menjadi seorang imam yang baik.” Jelas Eufra. “ makasih banyak iya
Eufra, karna kamu mau menolong aku menjaga ibuku. Dan kayaknya aku tidak bisa
terlalu lama di sini, karna aku harus kembali ke seminari. O iya Eufra, hampir
lupa ini ada undangan tahbisanku. Aku berharap kau bisa datang.” Jelas Alexius
sambil menyodorkan undangan dan bergegas pergi.
2 minggu kemudian Alexius mendapat kabar
dari Eufra bahwa kondisi ibunya sudah berangsur-angsur membaik dan dokter pun
mengijinkan ibunya untuk pulang. Alexius pun tidak sabar untuk menyemput ibunya
pulang dari rumah sakit. Eufra pun turut mengantar ibunya pulang dari rumah
sakit dan ia menawarkan diri dengan
sukarela untuk merawat ibunya selama masa perawatan. “ Eufra, makasih banyak
iya karna kamu sudah banyak menolong aku dalam merawat ibuku. Aku jadi ngrasa
ngga enak karna uda banyak ngrepotin kamu.”
“ iy ga apa-apa lagian sama mantan pacar sendiri koq hehe. Aku juga
seneng bisa bantu kamu dan ibumu, yang penting melihat kondisi ibumu pulih
kembali, bagiku itu sudah menjadi kebahagiaan tersendiri. Nah, sekarang kan
kondisi ibumu sudah mulai pulih, sekarang waktunya kamu lebih focus dalam
mempersiapkan tahbisanmu yang tinggal beberapa hari lagi. Dan yang paling
penting aku di sini akan selalu berdoa buat kamu, agar kamu selalu setia pada
panggilanmu. ” Jelas Eufra yang berusaha untuk mendukung dan meneguhkan Alexius
Akhirnya hari yang sekian lama
dinanti-nantikan telah tiba, Alexius pun berusaha mempersiapkan diri sebaik
mungkin. Dan sebelum berangkat menuju
gereja tempat ia akan ditahbiskan
Alexius pun berkata pada ibunya “ bu, telah sekian lama aku berjuang
demi tercapainya impian ibu ini. Banyak hal yang aku lalui dan aku rasakan yang
kadang membuat ku merasa goyah dalam memilih dan menjalankan panggilan ini,
tapi aku hanya bisa berdoa memohon kekuatan pada Tuhan agar aku sanggup
melewati semuanya itu. Dan Puji Tuhan sampai saat ini pun aku masih bisa
bertahan , dan sebentar lagi adalah saat yang benar-benar berarti bagiku. Dan
yang yang paling penting aku bahagia karna ibu bisa mendampingiku di saat aku
mengikarkan janji untuk tetap setia dan taat pada perintah Tuhan yang telah
memilih dan memanggil aku.“ jelas Alexius yang tanpa disadari ia pun
mengeluarkan air mata. “ makasih iya Alex, ibu benar-benar bangga memiliki anak
seperti mu. Tidak salah kalau dulu ibu memintamu untuk menjadi pastor. Ibu
bahagia karna keinginan ibu sebentar lagi akan terwujud” Jawab ibu sambil
tersenyum
Misa tahbisan pun akhirnya di mulai
terlihat banyak tamu undangan dan umat yang datang menghadiri tahbisan tersebut
tak terkecuali Eufra, ia berusaha untuk menyempatkan diri datang pada tahbisan
mantan kekasihnya itu.
Tibalah puncak acara pentahbisan 7 calon
imam Serikat Mission Para frater diakon
maju ke depan Altar dan mereka mengikarkan 3 kaul dan megatakan bahwa mereka
akan patuh pada perintah uskup kemanapun mereka diutus . Lalu setelah itu uskup
menumpangkan tangan pada para frater diakon sebagai tanda pelimpahan tugas dari uskup pada mereka. Setelah
ditahbiskan para imam baru itu mengenakan stola dan kasula yang diberikan oleh
uskup.
Setelah melihat Alexius ditahbiskan,
ibunya tersenyum bahagia. Dan dalam hati ibu itu berdoa dan berkata ”Tuhan,
sekarang aku telah melihat kalau anakku
mempersembahkan dirinya untuk menjadi pekerjaMu. Tuhan, sesuai janjiku
sekarang aku sudah siap menghadap kehadiratMu dan aku telah melihat impianku
kini telah terwujud. “ setelah berkata demkian ibu Alexius akhirnya meninggal
dengan damai. Melihat itu Eufra hanya
mengira kalau ibu Alexius sedang asyik berdoa atau mungkin tertidur. Tapi
lama-kelamaan Eufra pun menjadi panik karna ibunya Alexius belum juga terbangun
lalu setelah melihat denyut nadinya ternyata ibu Alexius ternyata telah meninggal dunia. Melihat hal itu umat yang
lain pun menjadi ribut dan misa pun
akhirnya terpaksa diberhentikan. Alexius pun bergegas menghampiri ibunya.
Dia merasa amat sedih dan tidak
menyangka di saat ia di tahbiskan bersamaan dengan ibunya dipanggil menghadap
Tuhan.
Keesokan harinya Alexius merasa tidak
sanggup untuk memimpin misa requiem yang sekaligus misa perdana baginya.
Alexius pun selama memimpin misa ,dan
ketika memberkati jenazah ibunya ia tidak berhenti menetaskan air mata.
Melihat hal itu Eufra merasa tidak tega melihat Alexius, bahkan banyak orang
yang melayat berusaha untuk menghibur Alexius. Ketika jenazah ibunya mulai
dimasukkan dalam kubur Alexius merasa tidak sanggup bahkan hampir pingsan.
Ketika acara penguburan itu selesai Alexius berubah menjadi seorang yang
pemurung serta pendiam, dalam hati ia merasa bahwa usahanya untuk mewujudkan
keinginan ibunya menjadi imam sia-sia belaka. Eufra pun yang memutuskan untuk
menemani Alexius beberapa hari di rumah dan berusaha untuk menghiburnya.
Suatu sore Alexius berjalan-jalan ke suatu
taman, di sana ia masih teringat kenangan masa lalunya bersama Eufra, dalam
hati ia merenungkan dan merasa
cita-citanya menjadi imam terasa sia-sia sejak kematian ibunya. Dan yang
terlintas dalam pikirannya saat ini adalah ia ingin merajut cintanya kembali
bersama Eufra. Sejenak ia tidak menyadari kalau dirinya sudah menjadi imam.
Dalam situasi tersebut ia memutuskan untuk membicarakan tentang pergolakan
batinnya kepada sahabatnya yang sekaligus rekan imamnya.
keesokan harinya ia pergi ke suatu
gereja di daerah pedesaan, tempat sahabatnya bertugas. Di sana Alexius datang
dengan wajah yang seperti sedang memiliki masalah berat. Adrian, rekan imamnya
itu tidak menyangka kalau sahabatnya tiba-tiba akan berkunjung tanpa memberi
kabar kepadanya, dalam hati ia bertanya-tanya tentang maksud kedatangan
sahabatnya itu. Alexius kemudian tiba-tiba memeluk sahabatnya sambil menangis. Alexius pun menceritakan
pergumulan batinya tersebut “ Adrian sahabatku, entah mengapa rasanya
cita-citaku menjadi imam terasa sia-sia belaka, karena aku memperjuangkan
keinginan ibu ku, tapi sekarang yang terjadi ibu ku sudah dipanggiil Tuhan tepat pada hari aku ditahbiskan. Jadi
menurutku, sia-sia lah aku menjadi imam karena Ibu ku, tidak bisa melihat aku
mempersembahkan misa. Dan di sisi lain aku juga masih mencintai Eufra, dia
mantan kekasihku. Dialah yang sudah merawat ibuku, hingga akhirnya ibuku dapat
menghadiri tahbisanku. Dan sekarang yang ada dalam pikiran adalah aku ingin
kembali dengan Eufra
“ kata Alexius sambil meneteskan air mata. Seketika itu juga Adrian terkejut mendengar curahan hati sahabatnya. Lalu kata Adrian. “Alexius sahabatku, aku bisa mengerti apa yang kau rasakan saat ini, berat rasanya jika harus memilih dalam dua pilihan. Ibumu di sana pasti merasa tidak tenang dan sedih melihat anaknya meninggalkan imamatnya, walaupun ibumu sudah tidak ada di dunia ini. Cuma satu saranku, berdoalah mintalah petunjuk pada Tuhan agar kamu dapat mengambil keputusan yang terbaik. Dan aku sebagai sahabat apapun keputusanmu, aku ikut mendukungmu, kawan .” Setelah berkata demikian Adrian berjalan keluar meniggalkan sahabatnya.
“ kata Alexius sambil meneteskan air mata. Seketika itu juga Adrian terkejut mendengar curahan hati sahabatnya. Lalu kata Adrian. “Alexius sahabatku, aku bisa mengerti apa yang kau rasakan saat ini, berat rasanya jika harus memilih dalam dua pilihan. Ibumu di sana pasti merasa tidak tenang dan sedih melihat anaknya meninggalkan imamatnya, walaupun ibumu sudah tidak ada di dunia ini. Cuma satu saranku, berdoalah mintalah petunjuk pada Tuhan agar kamu dapat mengambil keputusan yang terbaik. Dan aku sebagai sahabat apapun keputusanmu, aku ikut mendukungmu, kawan .” Setelah berkata demikian Adrian berjalan keluar meniggalkan sahabatnya.
Selama berada di dalam gereja Alexius
hanya menangis sambil ` memandang
salib Yesus, seolah menumpahkan permasalahan yang dihadapi. Setelah berada di dalam gereja kira-kira satu
jam, Alexius lalu keluar. Ketika itu
juga Adrian yang sedang berjalan-jalan di sekitar halaman gereja melihat
Alexius keluar, lalu menghampiri Alexus. “ Alexius sahabatku, jikalau engkau
sudah merasa sanggup untuk melanjutkan kembali tugas imamatmu, kau bisa
bertugas di sini untuk sementara waktu, selagi kau menunggu surat keputusan
untuk tugas di tempat yang baru. Lagian di sini juga masih ada kamar yang
kosong dan umat di sini pun juga masih membutuhkan tenaga imam.” Kata Adrian.
Mendengar hal itu senanglah hati Alexius dan Ia merasa beruntung memiliki
sahabat seperti Adrian. Sejak awal pertama Alexius memilih hidup di seminari,
Adrianlah sahabat yang sering menjadi teman curhat bagi Alexius. “Terima kasih
banyak sahabatku, kau adalah teman yang paling setia, lebih-lebih saat aku
mengalami masalah seperti sekarang ini.” Kata Alexius. “ Alexius, kau bisa
datang ke sini kapan pun kau mau,karena gereja ini selalu terbuka untuk mu.” Kata
Adrian sambil memeluk Alexius. Alexius pun kembali pulang ke rumahnya.
Sepanjang perjalanan pulang pikiran Alexius tidak tenang, sampai- sampai
ia hampir menabrak seorang pejalan kaki,
tapi untung lah tidak terjadi apa-apa. Ketika sampai di rumah hari sudah
menjelang malam, Alexius pun mandi lalu menyendiri di dalam kamar. Saat itu
Eufra yang masih tinggal bersama Alexius mengetuk pintu kamarnya untuk mengajak
makan malam. Eufra merasa bahwa sikap dan kelakuan Alexius masih belum kembali
seperti sedia kala waktu sebelum ibunya meninggal.
Ketika makan malam,Eufra melihat Alexius
begitu terdiam. Eufra pun memulai pembicaraan dengan “ Alex, tadi pagi kamu
kemana kok waktu aku pulang dari rumah sakit kok di rumah sepi sekali?” Tanya
Eufra. Lalu jawab Alexius.”aku habis dari tempat temanku, sekaligus cari
suasana yang beda. Aku ga mau larut dalam kesedihan ini” Alexius pun berusaha
menyembunyikan pergumulan batinnya itu dari Eufra, ia tidak ingin Eufra tahu
tentang apa yang terjadi pada dirinya. “ Syukur
dech Alex aku senang mendengarnya. O iya gimana? uda dapat surat
keputusan untuk tugas di tempat baru?” Tanya Eufra. “sampai saat ini belum ada
surat pemberitahuan tugas mungkin sekitar satu bulan lagi” jawab Alexius
Malam harinya Alexus tidak dapat tidur,
ia terus memikirkan masalah yang saat ini sedang ia hadapi. Alexius saat ini
merasa bahwa dirinya berada dalam 2 pilihan. Ia tetap melanjutkan imamatnya
atau merajut kembali cinta lamanya bersama
Eufra. Lalu Alexius memutuskan untuk mencari ketenangan dengan doa
Rosario, tanpa disadari Alexius pun
akhirnya tertidur.
Saat itu juga Alexius bermimpi kalau
dirinya ada di sebuah taman yang indah dan rasanya damai sangat terasa di taman
itu. Tiba- tiba di taman itu Alexius melihat seorang yang mirip sekali dengan
wajah ibunya. Alexius pun memberanikan untuk menghampiri wanita tersebut.
“maaf bu kalau boleh tahu ini dimana?”
Tanya Alexius. Seketika itu juga wanita itu menoleh ke arah Alexius. “ibu,??”
Tanya Alexius. Saat itu juga wanita itu memeluk Alexius “Iya Alex, ini ibu. Ibu sudah tenang berada
di sini. Alexius anakku, ibu sudah tahu masalah yang kamu hadapi saat ini. Ibu
tahu memang ini berat untuk kamu jalani, tapi ingatlah bahwa ibu di sini selalu
mendoakanmu. Alexius anakku, satu hal yang harus kamu ketahui. Ibu sudah merasa
tenang berada di tempat ini. Ini semua karena kerelaan dan keikhlasan hatimu
mewujudkan keinginan ibu supaya kamu bisa menjadi pastor dan akhirnya kamu pun
berhasil mewujudkan keinginan ibu. Jadi Alexius anak ku, janganlah
sekali-sekali kau meninggalkan jubah yang sudah kamu raih dan janji imamatmu
,hanya karena ibu sudah tidak hidup di dunia lagi. Ingatlah nak, banyak orang merasa terpanggil menjadi seorang imam, tapi
sedikit dari mereka yang terpilih. Alexius, walaupun sekarang ibu sudah tidak
bisa mendampingimu, tapi di sini ibu selalu berdoa untuk mu. Dan janganlah kau
khawatir anakku, ibu selalu hidup dalam hatimu.” Kata ibu Alexius. “ ibu,
maafkan Alex kalau selama ini Alex merasa cita-cita menjadi imam sia-sia sejak
ibu meninggal. Ibu, Alex janji akan setia pada janji imamat itu.” Jawab
Alexius. Ketika itu juga Alexius langsung terbangun dari tidurnya, dan ia baru
menyadari kalau itu hanyalah mimpi. Alexius pun langsung mengambil foto ibunya dan
memeluk foto itu. “Ibu, Alex janji tidak akan melupakan janji imamat itu. ”
kata Alexius dalam hati sambil memeluk foto ibunya dan air matanya tiba-tiba
tumpah
Esok harinya ketika Alexius sedang
menyiram tanaman, Eufra keluar rumah dengan membawa koper-kopernya. Lalu Tanya
Alexius “ mau kemana fra kok pagi-pagi uda bawa koper segala? “Maaf Alex, kalau
aku belum sempat cerita sama kamu. Mulai hari ini aku tidak dapat menemanimu
lagi, karena aku akan pindah tugas di rumah sakit lain di luar kota.” Jelas
Eufra yang sedang terburu-buru sambil menunggu taksi. “ ya uda, kamu hati-hati
aja di sana. Kalau kamu sudah sampai jangan lupa beri kabar.” Kata Alexius dan tanpa
di sadari ia memegang tangan Eufra sekaligus memberikan ciuman mesrah di kening
Eufra. “Alex????” Tanya Eufra, Eufra pun terkejut atas apa yang diilakukan
Alexius pada dirinya. Terlintas dalam pikiran Eufra ia bertanya” apakah selama
ini Alexius masih mencintainya?” Alexius mulai sadar apa yang sudah ia lakukan.
“eh, maaf fra aku ga sengaja...” jawab Alexius yang tiba-tiba ia menjadi salah
tingkah dan wajahnya memerah. Alexius menyadari kalau dirinya saat ini sudah
menjadi imam. Eufra pun masuk ke dalam taksi lalu pergi meninggalkan Alexius.
Ketika malam harinya Alexius merasa
kesepian sejak kepergian Eufra siang tadi. Terlintas dalam pikiran Alexius
berniat untuk menerima tawaran Adrian. Ia pun tidak mau larut akan kenangan
masa lalu bersama ibunya. Alexius pun berniat untuk menitipkan rumah itu kepada
pamannya.
Pagi harinya ketika semua barang sudah
disiapkan Alexius menuju rumah pamannya. Di sana ia berpamitan dengan alasan
bertugas di tempat yang baru, sekaligus memberikan rumah peninggalan orang tuanya itu kepada pamannya.
Alexius langsung menuju sebuah ke gereja. tempat dimana Adrian sahabatnya
bertugas.
Ketika Adrian sedang sibuk di kebun
belakang Gereja, tiba-tiba ia melihat mobil yang parkir di halaman gereja,
dan mobil itu tidaklah asing bagi
Adrian. Dan setelah orang yang ada dalam mobil itu turun barulah ia tahu kalau
orang yang ada di dalam mobil itu adalah Alexius, sahabatnya. Melihat sahabatnya itu Adrian pun segera
menghampiri sahabatnya dan memeluknya. “Alexius sahabatku, aku senang akhirnya
kau kembali ke tempat ini, semoga kau betah melayani umat di sini. Tapi satu
pesanku kalau kondisi umat di sini berbeda jauh dengan keadaan umat di kota,
karena mayoritas umat di sini bekerja sebagai buruh dan petani. Begitu pula aku
di sini melakukan pekerjaan sampingan yang sama seperti umat di sini, selain
tugas utamaku sebagai imam. Dan satu hal yang membuat aku merasa bangga dan
salut melayani umat di sini adalah walaupun mereka bekerja sebagai petani dan
buruh yang besrpenghasilan pas-passan tapi mereka selalu berusaha maksimal dana
untuk kegiatan rohani termasuk untuk membangun gereja ini semua berasal dari
umat, dulunya aku juga tidak menyangka bakal membangun gereja yang indah
seperti ini walaupun hanya sederhana.” Jelas Adrian yang merasa bangga . “
Adrian sahabatku, terima kasih banyak karena kau telah menerima ku sini.Oh iya
Adrian, buat aku tidak masalah melayani umat di desa atau di kota menurut ku
sama saja, kan sama-sama melayani di ladang Tuhan kan??” “ oh iya Alex nanti sore jam 5 seperti biasa
di gereja ini ada misa harian, jadi jangan lupa… sekaliyan aku mengenalkanmu
pada umat di sini..” “ ok, makasih banyak iya Adrian, aku beruntung memiliki
sahabat sepertimu, entah gimana caranya aku membalas kebaikanmu..” Alexius
merasa terharu. “Alex, aku tinggal dulu iya, aku mau lanjut ke kebun lagi, kamu
silahkan istirahat dulu….” Setelah
Adrian meninggalkan Alexius di kamar, ia merasa ada suasana berbeda saat ada di
tempat. Dari atas kamarnya ia melihat pemandangan yang sangat luar biasa
indahnya yaitu sawah yang terbentang dengan teraseringnya yang terlihat sangat
rapi serta sunyi dan jauh dari kebisingan. Alexius sendiri merasa tidak puas
kalau ia hanya melihat dari kamarnya,ia memutuskan untuk berjalan-jalan keluar.
Ketika itu Adrian yang sedang mengurus
kebun melihat Alexius keluar dari kamar, lalu ia memanggil Alexius, “ Alex, kau
tidak istirahat saja di kamar, kau kan barusan saja perjalanan dari luar kota…”
“ aku merasa rasa lelah ku hilang setelah melihat pemandangan di sini yang
begitu indah. Dan aku semakin penasaran dengan kehidupan umat di sini, aku pun
ingin segera menyapa mereka. Tempat ini terasa telah mengembalikan kembali
semangat pelayananku, yang hilang sejak kepergian ibuku..” “ sudahlah Alex
jangan terlalu bersedih karena kepergian ibumu. Aku yakin ibumu sudah
berbahagia di sana, apalagi melihat kau sudah siap untuk melayani umat beliau
pasti senang..” hibur Adrian sambil memeluk Alexius.
Ketika mereka berdua sedang asyik ngobrol
di kebun belakang, tiba-tiba bel pintu pastoran tiba-tiba berbunyi. “ itu
sepertinya ada tamu, aku tinggal ke depan dulu…” “oh, iya..” jawab Alexius yang
sedang asyik melihat-lihat hasil kebun Adrian.
Ketika itu juga Alexius tidak sengaja mendengar percakapan Adrian dengan
seorang perempuan, yang tak lain adalah Klara,anak dari bu Sinta yang
sehari-harinya biasa mengantar makan siang ke pastoran. “ lho mo, koq tumben di
pastoran ada mobil, ada tamu?” Tanya Klara yang sangat penasaran. “ sebetulnya bukan
tamu sich tapi teman waktu di seminari dulu, kebetulan dia ingin tugas di sini
untuk sementara waktu sambil menunggu
surat tugasnya keluar. Sebentar iya saya panggilnya dulu…” jelas Adrian
sambil berjalan menuju arah kebun belakang. Ketika itu juga Adrian melihat
sahabatnya sedang mengamat-amati bunga angrek yang sedang mekar. Lalu Adrian
memanggil Alexius ,” Alex, aku mau mengenalkanmu pada seorang umat di sini,
kebetulan dia tiap hari mengantar makana/n di gereja..” Akhirnya mereka berdua
berjalan menuju arah ruang tamu. “Klara, kenalin ini Rm Alexius, dia teman saya
waktu di seminari dulu. “ Klara”
“Alexius” Mereka pun
saling berkenalan dan bersalaman. Ketika itu juga tanpa disadari Klara melamun
sambil memandangi wajah Alexius. “ OMG , ini pastur apa aktor korea iya????
Baru kali ini aku lihat ada pastur ganteng, mirip actor korea...” kata Klara
yang merasa kagum dalam hati sambil memandangi. “ Alexius pun berusaha
melepaskan tangannya dari Klara. “ oh, maaf Rm..” Klara tiba-tiba refleks dan
melepaskan tangannya. “ o iya Klara hari ini ibumu membuat masakan apa?” Tanya
Adrian yang berusaha mengalihkan
perhatian Klara. “ ini Rm tadi ibu masak sayur oseng-oseng daun pepaya sama
tahu dan tempe goreng. Kebetulan tadi
ibu masaknya agak banyak, eh ga taunya ada Rm tamu, jadi kebetulan banget“ jawab Klara yang sambil membuka rantang
berisi makanan. Setelah selesai
menyiapkan makanan Klara pun segera berpamitan pulang “ yaudah Rm, Klara pamit
pulang dulu.” Kata Klara yang tanpa disadari ia beradu pandang lagi dengan
Alexius. Adrian sempat berpikir kalau Klara sedang melamun, bahkan ketika
Adrian menggerakkan tangannya di depan mata Klara, matanya seakan tidak
berkedip sama sekali. Alexius pun merasa ada sesuatu yang tidak wajar dengan
Klara. “Klara, kamu baik-baik saja kan?” Tanya Alexius yang merasa agak aneh
dengan Klara. “iya Rm, Klara baik-baik aja koq…” jawab Klara yang agak
terkejut. Dirinya pun segera berlari pulang. Lalu ketika hendak berjalan pulang
Klara pun berjalan dengan tersenyum sendiri. Klara merasa kalau dirinya sedang
jatuh cinta pada Rm Alexius. Ketika Klara pulang Alexius pun menanyakan sikap
Klara pada sahabatnya. “yan, itu tadi Klara kenapa sich koq kyaknya kelakuannya
agak aneh gitu..?”Tanya Alexius yang merasa penasaran. “hehe biasalah anak muda
mungkin dia naksir sama kamu, kamu kan dari dulu sejak di seminari banyak cewe
yang ngefans. Lagian tampang wajahmu mirip artis korea. Lebih tepatnya kamu
mirip pemain filmnya “ Love so Divine”
gitu hehe” jawab Adrian yang sedikit bercanda “hmmmm, kamu ini ada-ada
saja kalo bercanda.. aku dari dulu berusaha cuek kalo ada cewe yang begituan,
kalo ga gitu ntar aku malah bisa mundur ninggalin panggilan terus berpaling ke
lain hati cuman gara-gara cewe. Bisa gawat ntar...” jawab Alexius yang berusaha
tegas dengan komitmennya
Ketika sampai di rumah Klara pun segera
masuk kamar dan menguncinya. Ibunya pun merasa bingung dengan sikap Klara. Di
dalam kamarnya Klara pun langsung berbaring di kasur sambil tersenyum-senyum
sendiri. dia merasa kalau saat ini hatinya terasa berbunga-bunga. Lalu Ibunya
berusaha mengetahui apa yang terjadi pada putrinya. “ Klara sayang, buka
pintunya nak..!” kata ibunya sambil mengetuk-ngetuk pintu. “ iya bu sebentar” jawab
Klara yang sambil membuka pintu kamarnya. “ Klara, kamu baru sampe rumah koq
langsung masuk kamar, bukan malah ngasih salam, cuci tangan-kaki dulu.” Tegur
ibu. “ kamu ada apa sich nak baru pulang
ngantar makanan sepertinya kamu ngrasa seneng banget.? Ada apa sich? Cerita dunk sama ibu..” Tanya
ibunya sambil mengelus-elus kepala
Klara. Klara pun dengan penuh semangat menceritakan pengalamannya tadi. “ tadi
waktu Klara nganter makanan di tempat Rm Adrian, Klara ketemu sama temennya Rm Adrian, namanya Rm
Alexius. Dia ganteng banget,pinter, ramah, n tampang-tampangnya itu lho mirip
banget kayak actor korea..” jelas Klara yang begitu sangat bersemangat “oalah jadi anak ibu ni lagi jatuh cinta sama
pastur. ” jawab ibunya yang sambil bercanda. “ Cuma Klara masih ga ngerti,
kenapa Rm Alexius mau jadi Rm padahal kan sayang banget. Lagian wajahnya juga
ganteng gitu, iya pokoknya beda lah ga seperti Rm yang lain.” Tanya Klara yang
sangat penasaran. ”nak, Tuhan itu memanggil tiap orang untuk jadi pekerjanya seperti
Rm Alexius itu Tuhan tidak pernah
membedakan entah itu ganteng,cantik, jelek, pas-passanTuhan juga bisa
memannggil tiap orang untuk jadi pekerjanya, termasuk Rm Alexius. Dan pesan
ibu, jangan sekali-kali bertindak genit di depannya, karena itu bisa mengganggu
motivasi panggilannya. Yang penting kalo
kamu memang suka sama Rm Alexius, lebih baik kamu doain saja supaya Rm Alexius
tetap setia pada panggilannya. Asal kamu tahu untuk jadi seorang Rm itu
tidaklah perkara mudah. Banyak laki-laki yang bercita-cita jadi Rm, tapi
setelah masuk seminari beberapa tahun banyak dari mereka yang langkahnya
terhenti dan akhirnya keluar. Karena menurut mereka menjadi imam bukanlah
panggilan yang tepat” Jelas Ibu “ oh gitu” jawab Klara yang berusaha mengerti.
Sore harinya Klara dan ibunya
bersiap-siap ke gereja untuk misa harian. Ketika ibunya sudah selesai
bersiap-siap, merasa terkejut dengan penampilan Klara yang berbeda dari
biasanya. Klara yang biasanya berpenampilan tomboy, tidak suka memakai dress
dan berdandan, tiba-tiba berubah dengan mengenakan dress dan berdandan seperti
layaknya gadis remaja. “eee, tumben
banget ini anak ibu cantik, nah begini namanya perempuan harus mau pake dress dan dandan. Kalo gini
kan kamu cantik.” Puji ibu.
Ketika tiba di gereja Klara yang
biasanya ogah-ogahan untuk duduk di bangku deretan depan,kini tiba-tiba
mengajak ibunya duduk di bangku depan. Dalam hati ia berharap bisa melihat Rm
Alexius lebih dekat. Sebelum misa berlangsung Klara terlihat sangat sibuk
mengurus penampilannya dengan harapan terlihat cantik di depan Rm Alexius,
bahkan ibunya sudah berkali-kali menegur. Bahkan saat misa
berlangsung semua orang berdoa dengan khidmat terkecuali Klara ia pandangannya
hanya focus memperhatikan Rm Alexius. Entah mungkin apa yang ada dipikirannya
saat ini, mungkin hanya memikirkan Rm Alexius.
Ketika kotbah Adrian pun memperkenalkan
Alexius pada umat yang datang “ bapak
ibu, saudara/i yang terkasih pada saat ini saya sedang kedatangan
seorang teman. Beliau dulu adalah teman seperjuangan saya ketika masih sama-sama
menempuh pendidikan di seminari. ia biasa dipanggil Alex, maka biar lebih akrab
dengan anda sekalian, silahkan Rm Alexius memperkenalkan diri..” kata Adrian. “
baik, makasih Rm Adrian untuk waktunya. Sebelumnya saya mau memperkenalkan diri
saya, kata orang jawa bilang “ tak kenal maka tak sayang” begitulah pepatah
Jawa. Perkenalkan nama saya Alexius Elvin Pratama Wijaya. Orang biasa panggil
saya Rm Alexius atau kalau dirasa terlalu panjang cukup dipanggil Rm Alex
saja juga gpp. Saya ditahbiskan bulan
Agustus 2013. Jadi saya masih terbilang balita menjadi imam. Saya asli jogja.
Saya memang sengaja memilih tugas di sini untuk sementara waktu sambil menunggu
keluarnya surat penugasan dari Uskup. Sekian bapak/ibu saudara/I perkenalan tentang
diri saya. Kalau ada yang ingin bertanya tentang diri saya silahkan bisa
ditanyakan sewaktu selesai misa ini. Sekian dari saya terima kasih.” Ketika
Alexius memperkenalkan diri banyak umat yang saling bertanya kepada orang di
samping kiri-kanan mereka. Bahkan mereka sangat menyayangkan pada pilihan
Alexius yang memilih menjadi Rm. Ketika itu juga Klara pun memberitahu pada
ibunya, “ bu, itu lho yang namanya Rm Alexius yang tadi siang Klara ketemu. dia
ganteng kan? Mirip actor korea. Tapi sayang ganteng-ganteng kok jadi Rm” jelas
Klara yang dengan nada putus asa. “ huusshh, kamu ini ngomongnya kok gitu?
Harusnya kamu bersyukur ada Rm yang ganteng seperti Rm Alexius. Mungkin saja
Tuhan punya maksud yang tidak pernah kita tahu sebelumnya. Jadi lebih baik kamu
sering-seringlah mendoakan Rm Alexius, kalau memang kamu “ sayang” sama Rm Alexius. Supaya apa? Supaya beliau
tetap setia melayani Tuhan dan umatNya. Dan bersikaplah sopan dan janganlah
brusaha mencari perhatian yang berlebih pada beliau, walaupun beliau itu imam yang
tergolong baru dan tampangnya pun “cakep” ga seperti imam-imam yang lain. Yang
penting ibu sudah 2 kali menasehati
kamu, dan ibu harap kamu mengerti. Karena ibu ga mau terjadi sesauatu dengan
kamu, bahkan kamu kecewa karena perasaanmu
itu “bertepuk sebelah tangan” karena pasti Rm Alexius lebih memilih
mempertahankan panggilannya” jelas ibu yang bersikap tegas memperingatkan
Klara. Mendengar nasehat ibu hatinya Klara merasa sangat hancur dan kecewa. Ia
pun berpikir kalau ibunya tidak mengerti tentang perasaannya. Air mata Klara
pun tiba-tiba tumpah karena ia merasa sangat kecewa pada peringatan ibunya.
Klara pun berlari keluar meninggalkan ibunya sambil menangis.
Ketika Alexius sedang
sibuk melayani umat yang ingin bersalaman, tiba-tiba ia melihat Klara berlari
sambil menangis. Alexius pun bertanya dalam hati apa yang terjadi pada Klara.
Alexius pun mencoba menemui Klara dan meninggalkan beberapa umat yang ingin
bersalaman dengannya. Alexius pun berjalan menghampiri Klara lalu duduk di
sampingnya dan bertanya. “ Klara, mengapa kamu menangis di sini seorang diri? Apa
yang membuatmu menangis? Klara, kalo memang kamu ada masalah ceriitalah, jangan
menyimpan beban itu sendiri. Kalo kamu butuh teman curhat, saya mau kok
mendengarkan curhatmu.” Hibur Alexius sambil menyodorkan sapu tangannya. Klara
pun terkejut saat melihat Rm Alexius duduk di sampingnya dan mengetahui kalau dirinya
menangis. “ Klara gak nangis kok Rm..” jawab Klara yang terlihat salah tingkah
berbohong sambil menghapus air matanya. “kamu yakin??” Tanya Rm Alexius yang
berusaha menawarkan diri.. Jawab Klara yang hanya mengangguk. Klara pun
langsung pergi berlari meninggalkan Alexius.
Suatu hari Agnes,
teman sekolah Klara berkunjung ke rumahnya untuk mengajaknya untuk ikut retret
OMK. Klara yang biasanya paling males ikut acara rohani mendadak menjadi sangat
bersemangat. Bahkan ibunya pun merasa heran dengan niat putrinya. Dalam pikirannya,
“kalau dia ikut retret pasti bisa bareng terus sama Rm Alexius beberapa hari….hehe”
Pikir Klara sambil tersenyum sendiri. Para peserta retret berkumpul di aula
gereja guna mengececk semua persiapan kelengkapan, termasuk para pesertanya. Ketika
nama Klara disebut oleh panitia banyak
dari mereka yang merasa heran. Karena
yang mereka tahu Klara itu paling tidak suka ikut acara rohani, menurut Klara
ikut acara semacam itu membosankan dan terkesan kuno karena membahas tentang
dogma dan lain-lain. “ Eh Klara, tumben banget kamu ikut retret?? Uda tobat iya
sekarang?? Apalagi dulu kamu pernah ngomong sendiri ikut acara rohani
membosankan, ga asyik, bikin ngantuk, and kuno banget…atau kamu ikut retret cuma
karena pengen kenal sama Rm Alexius hahahaha” sindir Alfons. Anak-anak yang
lain juga ikut mentertawakannya. Melihat Klara diejek teman-temennya,Agnes pun
mengajak Klara untuk menyingkir dan tidak memperdulikan apa kata teman-temannya
itu. “ uda lah jangan terlalu dimasukin hati, mungkin mereka cuma bercanda.”
Klara pun berusaha untuk tidak terlalu menggubris apa kata teman-temannya.
Saat sesi retret dimulai Klara dan Agnes
memilih bangku paling depan. Dengan maksud supaya bisa melihat Rm Alexius lebih
jelas. Saat sesi pun entah apa yang ada dalam pikirannya, sepanjang sesi
matanya tak pernah berhenti memandangi Rm Alexius.
Malam harinya adalah sesi yang paling ditunggu
oleh OMK, yaitu malam kreatifitas. Dimana tiap kelompok mereka harus
menunjukkan kemampuan kelompok mereka. Tiap kelompok boleh menampilkan nyanyian,tari,
pantomim, stand up comedi, drama, dan lain-lain. Ketika sedang berkeliling
melihat persiapan ke masing-masing kelompok. Tiba-tiba Alexius melihat Klara
duduk merenung seorang diri di luar. “apa
yang kamu lakukan di sini seorang diri? Mengapa kamu tidak ikut dengan kelompokmu?
Tegur Alexius. Namun Klara hanya duduk
diam dan tidak menjawab. Alexius pun segera kembali meninggalkan Klara.
Tiba-tiba Klara memanggil Alexius. “Romo,Klara mau ngomong sesuatu. Tapi Klara
harap Rm jangan tersinggung dengan pernyataan Klara. Jujur Romo, sejak pertama Klara
ketemu sama Romo Klara ngerasa salut sama Romo. Yang bikin Klara salut adalah Romo
Alexius walaupun secara fisik tampan, tapi mau mempersembahkan diri buat Tuhan.
Kalo saya jadi Rm Alexius, belum tentu saya mau menjadi seperti itu. Karena
saya masih terlalu memikirkan hal-hal duniawi. Romo,saya juga mau ngomong
tentang perasaan saya. Saya sebetulnya ngerasa jatuh cinta sama Romo. Walaupun
saya tahu hal itu sangat terlarang. Dan saya juga tahu kalo hal ini berdosa.
Tapi apa boleh buat. Saya hanya manusia biasa yang tak luput dari rasa itu. Bahkan
sampai ibu saya melarang saya dekat dengan Romo. Saya pun hampir tiap hari
bertengkar sama ibu saya karena masalah ini. Saya juga sadar Romo, kalo Romo
pasti nggak akan terlalu menjawabi tentang perasaan Klara ini. Bahkan mungkin
hanya menganggap angin lalu yang lewat. “ Klara pun merasa lega setelah
mengungkapkan perasaannya walaupun tanpa disadari ia juga mengeluarkan air
matanya. Ia pun juga tidak tahu dari mana ia mendapat keberanian untuk
mengungkapkan semua perasaannya itu. Setelah mendengarkan pengakuan Klara,
entah mengapa Alexius terdiam dan
mematung. Alexius pun teringat pada kata Adrian sewaktu ia pertama kali bertemu
dengan Klara. Alexius pun lalu duduk di samping Klara. Dan Alexius berkata, “klara
adikku, mencintai seseorang bukanlah suatu hal yang salah dan itu sangat manusiawi.
Karena Tuhan sendiri menciptakan kita untuk hidup berpasangan. Tapi ada
sebagian orang yang sejak lahir mereka sudah dipanggil mengikuti jalan
panggilan khusus yaitu menjadi imam, biarawan, dan biarawati. Saya pun bisa
mengerti apa yang sedang kamu rasakan. Dulu sebelum saya memutuskan untuk masuk
seminari, saya pernah mempunyai kekasih. Sebut saja namanya Eufrasia. Ia dulu
menjadi murid paling popular di sekolah. Tidak hanya cantik tapi ia juga selalu
menjadi juara kelas. Banyak dari teman-teman yang berharap bisa menjadi
kekasihnya, termasuk saya. Saat itu saya belum mempunyai keberanian yang kuat
untuk mengungkapkan perasaan itu, karena saya tergolong orang yang pemalu.
Hingga suatu ketika saya sudah tidak bisa memendam rasa itu. Saya pun memutuskan untuk mengungkapkan perasaan saya
itu, walau hanya memiliki sedikit keberanian. Dan untungnya nasib baik masih
berpihak pada saya. Eufrasia pun akhirnya mau menjadi pacar saya. Kami berdua pun akhirnya
berpacaran.” “lalu kenapa akhirnya hubungan Rm dan dia berakhir? Memangnya dia
selingkuh?” kata klara yang dengan penasaran memotong pembicaraan. “Klara,saya
belum selesai bicara!” kata Alexius yang merasa tersinggung pembicaraannya
dipotong. “maaf Rm, silahkan dilanjutkan.” Jawab Klara yang merasa bersalah. “saat
itu ibu saya sering sakit-sakitan. Hingga[up1] suatu kali ibu saya
mempunyai keinginan kalau suatu saat beliau dipanggil Tuhan sayalah yang akan
memimpin upacara penguburannya. Saat itu saya merasa berat jika harus memilih
antara ibu saya dan pacar saya.. akhirnya dengan berat hati saya memutuskan untuk
memenuhi keinginan ibu saya dan meninggalkan Eufrasia.semula pacar saya merasa
sulit menerima hal itu,tapi toh akhirnya ia pun bisa menerima dan mengikhlaskan
saya masuk seminari.” Jelas Alexius yang selesai menceritakan pengalaman cinta
pertamanya. “wahh ceritanya romantis
sekali. Beruntung sekali iya Eufrasia bisa merasakan pacaran dengan Rm Alexius. Lalu apa sampai sekarang Rm sering
berkontak dengan dia? Dan bagaimana dengan keadaan ibu Rm Alexius sendiri?”
tanya Klara yang masih sangat penasaran. “ibu saya sudah meninggal tepat disaat
saya ditahbiskan menjadi imam. Saat itu saya berpikir kalau keinginan ibu saya
terwujud tepat pada waktunya. Tapi saya percaya Tuhan pasti punya rencana yang
indah dibalik semua itu.” Jelas Alexius yang tanpa disadari ia meneteskan air
mata. “maaf Rm, kalau pertanyaan Klara tadi jadi membuat Rm sedih dan teringat
pada almarhum ibunya. “ jelas Klara yang merasa bersalah karena pertanyaannya.
‘ga apa-apa kok Klara, kamu ga salah.Hal ini memang harus membuat saya untuk
bisa kuat menerima kenyataan dan mengikhlaskan kepergian beliau sehingga tidak
larut dalam kesedihan. “ jelas Alexius. “tetap semangat ya Rm, Klara akan
selalu mendoakan Rm. “ jawab Klara yang terlihat bersemangat. Dan sejak percakapan antara Klara dan Rm Alexius, mereka berdua sudah akrab seperti
kakak dan adik. Dan Klara akhirnya menyadari kalau tidak selayaknya ia
mencintai seorang imam, tapi cukup mengagumi dan terus mendoakannya agar tetap
setia.
Sejak saat itu
hubungan Alexius dengan Klara seperti kakak dan adik. Dan Klara pun dengan
sukarela menawarkan diri untuk membantu Alexius, tanpa adanya motif dan tujuan
lain. Dan di mata umat parokinya ia adalah sosok imam`muda yang sederhana, mau
bekerja keras meningkatkan perkembangan parokinya, ramah , dan mau bergaul
dengan umat siapa saja, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa, terutama pembawaannya
sangat menarik minat anak muda untuk bisa aktif dalam kegiatan menggereja.
Setelah 2,5 tahun Alexius melayani paroki itu,
ia mendapat tugas untuk melanjutkan studinya di Roma. Cukup berat memang
Alexius meninggalkan paroki itu. Ada banyak pelajaran dan suka duka yang ia rasakan
di sana, tertutama pentingnya nilai berkerja keras dan pantang menyerah saat
bermisi di daerah pedalaman.
Keesokan harinya
Adrian pun mengantarkan sahabatnya itu ke Bandara. Dan sebelum mereka berangkat,
banyak umat yang merasa kehilangan sosok imam muda yang begitu enerjik itu.
Mereka menangis kehilangan imam muda itu, dan untuk menghibur mereka Alexius
berjanji suatu saat setelah ia lulus studi, ia akan datang kembali ke paroki itu.
Dan dari jauh Klara melihat sekerumunan orang yang ingin bersalaman dengan Rm
Alexius untuk yang terakhir kalinya. Klara
pun mengurungkan niatnya untuk ikut bersalaman dengan Rm Alexius. Dalam
hati ia hanya bisa berkata, “Rm, selamat
jalan ya. Semoga Rm studinya lancar dan cepat lulus. Terima kasih untuk semuanya.” Saat itu Klara pun meteskan air mata
dan berjalan pulang ke rumah. Saat ia berjalan pulang , tiba-tiba mobil Rm
Adrian yang melintas tiba-tiba berdiri di depannya. Alexius pun kemudian turun
dan menghampiri Klara. Dan saat melihat
Rm Alexius ,Klara pun langsung memeluk erat Rm Alexius, dan seakan tidak mau
kehilangan Rm Alexius. Melihat Klara menangis sambil memeluk Alexius, Adrian
pun berusaha mencegahnya, tapi Alexius melarang Adrian melakukan itu. Setelah
beberapa menit Klara merasa tenang, Alexius pun perlahan melepaskan Klara dari
pelukannya sambil menghapus air matanya dan berkata, “Klara adikku, jangan
bersedih karena aku tidak bertugas di sini lagi. Karena biar bagaimana pun juga
masih ada Rm Adrian. Jadi pesanku jadilah bantulah Rm Adrian sama seperti yang
selama ini kamu lakukan untuk aku, dan aku janji suatu saat jika aku telah menyelesaikan
studiku aku akan kembali ke tempat dan melihat bahwa paroki ini telah
berkembang. Kamu bisa kan , Klara adikku?” kata Alexius sambil mengeluarkan
jari kelngkingnya dan membuat janji dengan Klara. Klara pun juga melingkarkan
jari kelingkingnya pada jari kelingking Alexius. Dan sebelum pergi Alexius
memberikan kenang-kenagan pada Klara. “ dan Klara ini ada sesuatu buat kamu,
ini adalah Rosario yang biasa aku pakai saat berdoa. Jadi jika suatu saat kamu
merasa sedih atau gelisah berdoalah dengan Rosario ini karena Bunda Maria akan
selalu menghiburmu. Klara pun akhirnya merasa sedikit lega dan tenang. Ia pun
memeluk Alexius lagi. “selamat jalan romo, semoga studnya berjalan dengan lancar
dan semoa cepat lulus” “kamu juga iya Klara jangan lupa belajar, berdoa dan
bantun ibumu” pesan Alexius. Melihat Klara dan Alexius, Adrian pun mengajak
Alexius untuk segera berangkat. “ Alex, ayo kita berangkat. Perjalanan kita
menuju Bandara butuh waktu 2 Jam.” Mendengar kata Adrian Alexius pun segera
meninggalkan Klara dan melanjutkan perjalanannya.
Adrian dan Alexius pun melanjutkan
perjalanan mereka menuju bandara. Sepanjang perjalanan Adrian melihat begitu
sangat diam. Adrian pun tiba-tiba memperlambat laju mobilnya, dan memastikan
keadaan sahabatnya baik—baik saja. “
Alex, Alex, kamu baik-baik saja?” Tanya Adrian pada sahabatnya, tapi ternyata
pikiran Alexius belum focus. “Alex..” kata Adrian sekali lagi. Seketika itu
juga pikiran Alexius pun terkejut dan
pikirannya mulai tersadar. “ Sorry Adrian, tadi kamu ngomong apa?” Kata Alexius
yang baru sadar pada perkataan Adrian. Adrian pun dengan sabar dan menarik
nafas menjelaskan lagi pada Alexius, “ Alex, apakah kamu baik-baik saja?
Soalnya dari tadi aku lihat kamu melamun terus.” Tanya Adrian. Mendengar
pertanyaan Adrian, Alexius pun hanya terdiam. “kenapa Alex? Kalau memang kamu
ada masalah kamu bisa cerita sama aku kan? Atau karena pertemuanmu dengan Klara
tadi? Ayolah kawan sekarang waktunya kamu move on. Sekarang yang ada di
depanmu, kamu focus dengan studimu. Ayolah Alex, kamu pasti bisa kok!” kata
Adrian yang berusaha mensupport Alexius. “makasih ya Adrian dari dulu kamu
selalu mensuport aku, terutama saat aku mengalami masalah.” “sama-sama
sahabatku.“ kata Adrian sambil memeluk sahabat satu-satunya itu.
Adrian dan Alexius
pun akhirnya tiba di Bandara. Untuk yang terakhir kalinya mereka pun saling
berpelukan. “ Alexius sahabatku, selamat menjalankan studymu di sana, aku
sebagai sahabatmu hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu. Tuhan memberkatimu
selalu,sahabatku” Kata Adrian yang selalu mensuport sahabatnya itu. Alexius pun akhirnya meninggalkan Adrian lalu
masuk sambil menunggu pesawat tiba. Saat sedang menunggu pesawat, tiba-tiba
saja handphonenya berbunyi. Saat ia membacanya, ternyata sms itu dari Klara.
Alexius pun hanya sekedar membacanya tanpa ingin membalasnya. Benar apa kata
Adrian sahabatnya, kalau ia harus focus pada studynya.
Akhirnya setelah
menempuh perjalanan yang cukup lama dan melelahkan, akhirnya Alexius pun tiba
di kota abadi “Roma”. Alexius pun mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan
suasana baru. Di sana Alexius tinggal di sebuah asrama yang juga dihuni oleh
para pastor dari seluruh dunia yang juga
melanjutkan studi di Kota Abadi “Roma”
Alexius merasa sangat
bersyukur pada Tuhan, karena ia masih diberikan kesempatan untuk melanjutkan
studinya di Roma. Ya, kota dimana umat Katolik dari seluruh penjuru dunia ingin
berkunjung ke tempat ini.
Hari-hari Alexius
melanjutkan studi disibukkan dengan banyaknya tugas kuliah. Sampai-sampai
Alexius dalam sehari hanya bisa beristirahat 3 jam. Hingga suatu kali Alexius
membuat status di salah satu akun social medianya yang mengatakan, “Yesus, kasihanilah
hambaMu.” Dan ternyata status yang dibuat Alexius itu cukup banyak menarik
simpati dan support dari para kerabat dan kenalannya, ya tak terkecuali Adrian,
sahabatnya. Adrian pun melalui kontak pribadinya mencoba menghubungi Alexius.
“Alexius sahabatku, apa kabarmu di sana? Aku berharap kau di sana baik dan
sehat adanya.Alex, maaf kalau isi pesanku mengganggumu dalam melakukan
aktivitasmu. Aku selalu berdoa semoga kamu selalu sehat dan lancar dalam
studimu di sana. Gbu” dan beberapa saat kemudian Alexius pun
membalas pesan singkat dari Adrian. “ Adrian sahabatku, kabarku di sini baik-baik
saja. Maaf kalau selama ini aku tidak pernah memberimu kabar mengenai keadaanku.
Tapi kalau boleh aku mau bercerita
sedikit mengenai keadaanku disini. Adrian, sungguh di luar dugaanku kalau aku masih
diberikan kesempatan melanjutkan studiku di sini. Tapi ternyata melanjutkan
studi di Kota Abadi ini kenyataannya bukanlah perkara yang mudah bagiku. Setiap
hari aku disibukkan dengan banyaknya tugas kuliah yang terkadang bisa cukup
membuatku harus mengorbankan waktu istirahatku, belum lagi kalau harus
menyesuaikan diri dengan acara di komunitas yang kebetulan bersamaan dengan
waktu ku mengerjakan tugas kuliah. Terkadang dalam sehari aku hanya bisa beristirahat
dalam waktu 2 jam saja untuk menyelesaikan semua tugas kuliahku itu. Semua itu
aku lakukan agar studiku di Kota Abadi ini dapat lulus dengan cepat. ” Kata Alexius yang menceritakan
pengalaman singkat pada sahabatnya.
Membaca pesan singkat
yang dikirimkan oleh Alexius, Adrianpun berusaha untuk mensupport sahabatnya
itu dengan membalas melalui pesan pribadinya. “Tetap semangat sahabatku, aku di sini selalu mendoakanmu.
Jangan lupa beristirahat dan jagalah kesehatanmu. Tuhan memberkati. Salam dan doa dari sahabatmu -Adrian-“
Suatu kali saat
bangun pagi Alexius merasa kepalanya terasa sangat pusing dan wajahnya terlihat
pucat. Bahkan rekan sekamarnya pun menyarankannya untuk tetap berisirahat di
asrama, tetapi Alexius menolaknya. Karena ia merasa masih ada tanggung jawab
mengumpulkan tugas-tugas kuliahnya yang harus ia kumpulkan hari itu juga. Ketika
ia sedang menuruni tangga tiba-tiba sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi.
Akhirnya Alexiuspun terjatuh dari tangga dan tak sadarkan diri. Kemudian rekan
sekomunitas membawanya ke rumah sakit.
menurut pemeriksaan dokter Alexius dalam keadaan koma dan menderita
penyakit radang otak. Rekan-rekan sekomunitas begitu sangat menyayangkan kondisi
Alexius. Alexius yang dikenal rekan sekomunitasnya sebagai orang selalu ramah
dan suka bekerja keras, ternyata ia pandai menyembunyikan mengenai kondisinya.
Setelah seminggu dirawat di rumah sakit Alexius
pun tak kunjung sadar dari kondisinya yang koma. Yang ada malah dokter memvonis
kondisi Alexius semakin menurun dan hidupnya tidak akan bertahan lama.
Mendengar apa yang dikatakan dokter itu
maka salah seorang rekan imam Alexius, Alfons yang secara diam-diam membertahukan
kabar mengenai kondisi Alexius kepada Adrian sahabat. Kebetulan Alfons adalah teman
seangkatan Alexius dan Adrian, tapi mereka berbeda komunitas . yang kebetulan Alfons
juga mendapat tugas studi lanjut di Roma .
Membaca pesan singkat
yang dikirimkan oleh Alfons, Adrian merasa sangat terkejut. Ia tidak menyangka
kalau selama ini sahabat menyimpan rahasia tentang kondisi yang sebenarnya ia
alami. Dan setelah mengetahui kondisi Alexius, Adrian berjanji untuk menyiapkan
mentalnya dan tidak akan memberitahukan hal ini kepada siapapun.
Di rumah sakit
ternyata Alfons setia menemani sahabatnya itu, bahkan saat dokter menceritakan
kondisi Alexius ia langsung memberikan Sakramen Perminyakan dan Bekal Suci. Ketika
malam hari saat Alfons menunggui Alexius
ia melihat monitor yang ada di samping Alexius berubah tanda menjadi
datar. Alfons yang melihat itu akhirnya menjadi panik dan segera memanggil
dokter. Setelah beberapa menit melakukan tindakan, Akhirnya dokter mengatakan kalau Alexius telah tiada.
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar