Hujn Awal Bulan Desember
Maria Ria F Kristina
Awal bulan Desember ini, ah tak
kusangka bulan itu akhirnya datang juga. Bulan dimana akhir semester pun tiba.
Dimana aku sendiri tak sabar untuk pulang ke kampungku. Kampung dimana aku
dibesarkan. Hingga akhirnya aku harus di kota ini, untuk mencari seberkas ilmu.
Demi meraih masa
depan yang penuh dengan harapan.
Aku tahu, walaupun saat ini
ragaku ini, belum sampai berada di sana. Tapi, ah entah mengapa alam pikir ku
ini membawa ku jauh menuju dunia khayalanku.
Aku sendiri tak paham. Mengapa hal ini terjadi. Ah sudahlah.
Sambil berbaring di kamar.
Ditemani suara rintik hujan yang tak kunjung
henti sejak pagi tadi. Entah apa yang membuatnya awet untuk tak kunjung
henti unuk menurunkan air hujan ke bumi ini. Ah mungkin ia ingin sang katak
bernyanyi riang di tengah sejuknya udara saat hujan turun. Maklum saja 4 bulan
terakhir, sang hujan ditunggu. Mungkin ia ingin agar sang katak sabar menunggu
kedatanganya. Laksana seorang gadis yang dengan sabar menanti kedatangan
kekasih hatinya dari tanah rantau. “ah sang katak, betapa setianya engkau
menantikan kehadiran kesejukan darri kekasihmu, sang hujan. “ ujarku dalam
dunia khayalku.
Aku pun kemudian bangkit dari
tempat tidurku. “Ah ternyata hujan tadi sangat terasa. Aku melihat embun yang
masih basah dan terlihat jelas membekasnya.”kataku sambil menarik nafas
dalam-dalam.
Sambil ditemani secangkir coklat
panas kesukaan berharap mengusir hawa dingin menusuk kulit. Aku pun duduk di
samping jendela sambil melihat jalanan luar yang masih basah dan masih kental
aroma air hujan. Ternyata alam
khayalanku kembali muncul menghampiri. Kali ini terlintas di dalamnya. Mimpi
sederhana yang terlintas muncul.
Biasanya di kala Desember tiba,
kami memasang pohon natal sederhana yang biasa di pasang di sudut ruang tamu.
Yang disana dihiasi kerlap-kerlip lampu beraneka warna. Tak lupa di bawahnya ada patung kecil dimana ada bayi
Yesus lahir bersama kedua orang tuanya Yusuf dan Maria. Tak ketinggalan juga
patung para gembala. Tak jauh dari situ ada juga beberapa bingkisan natal yang
menjadi tradisi saat datangnya natal. Ah natal tak sabar rasanya ku menanti dan menyambutmu. Tak ketinggalan pula
makanan sederhana yang biasa menemani kami saat natal tiba lontong opor dan
ditemani sambal goreng pete sebagai pelengkapnya. Ah bagiku itu semua sudah
lebih dari cukup untuk merayakan natal sderhana sambil berkumpul bersama keluarga.
Ah rasanya sudah cukup rasanya
dunia khayalan ini menguasai alam pikirku.
Membuatku tak sabar menantikan natal yang sederhana bersama anggota
keluargaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar