Kamis, 14 Juli 2016

Sajak Sore Setelah Turunnya Hujan Siang itu

Sajak Sore Setelah Turunnya Hujan Siang itu
Maria Febri Kristina


Saat aku usai dari rutinitas wajib harianku
Aku pun tak sabar ingin segera tiba di rumah
Tak sabar ingin segera merebahkan raga yang lelah ini

Dengan sisa tenaga yang ada saat itu 
Aku pun menuntun sepeda sambil melewati jalan setapak
Udara lembab sore itu
Terasa masih kuat terasa menyentuh kulit
Setelah hujan turun sejak awal pagi hingga siang tadi
Rasa haus, lapar, lelah, kantuk pun akhirnya tiba menghampiriku

Hngga akhirnya aku memutuskan untuk menghentikan  sejenak perjalanan pulangku
Aku pun berhenti di sebuah taman kecil
Dan memarkirkan sepedaku di situ
Aku mulai  berjalan di taman itu sambil  duduk di salah satu bangku yang ada di sana
Oh sungguh indah menikmati udara segar sore
Yang masih kental dengan kesejukan usai turunnya hujan siang tadi
Ingin rasanya aku membaringkan raga ini di hamparan rumput hijau 
Sambil menikmati awan-awan putih
Bagaikan hamparan kapas putih yang bersebaran di langit biru
Oh Sang Sumber Cinta, betapa indah hasil karya  ciptaan tanganMu ini

Tak selang beberapa lama  
Aku pun mulai melanjutkan berjalan melewati jalan di taman itu
Hingga akhirnya aku berhenti di sebuah sebuah bangku lain
Dimana ada sebuah pohon rimbun tegak berdiri di sampingnya
Terlintas dalam pikirku, “ah pasti nyaman jika menikmati sore hari di sini”

Di sana..
Aku pun duduk di bangku itu sambil menikmati sisa makan siangku tadi
Sambil menikmati makanku dengan semilir angin yang berhembus sore itu
Mata ini melihat sesuatu yang bagiku itu menarik

Aku pun sejenak menghentikan lanjutan makan siangku tadi
Dan mulai mengamati sesuatu yang pikirku itu menarik
Mungkin bagiku sesuatu itu menarik
Tapi entah pandangan bagi orang lain
Aku tak tahu
Sebab setiap orang memiliki pandangan berbeda mengenai arti dari sebuah kemenarikan dan keindahan
Termasuk pula dengan itu
Sebab sesuatu itu bukanlah sebuah kembang yang sedang mekar dan bergoyang tertiup desiran angin  yang berhembus
Tapi hanyalah seorang manusia
Ya, seorang manusia

Seorang kakek tua yang berjalan melewati taman kota itu
Ia berjalan dengan sisa tenaga yang ada padanya sambil menjajakan barang dagangan
Satu hal yang membuatku tertarik pada kakek tua itu
Walaupun ia merasa lelah karena mesti berjalan tak terhingga jarak yang mesti ditempuh untuk menjajakn barang dagangannya
Tapi kakek itu tetap tersenyum ramah pada setiap orang yang ia jumpai
Ah sungguh indah dan menarik pemandangan yang kudapati sore itu
Desiran angin semilir sore itu ternyata telah menyibakkan rambutku yang saat itu terurai
Sekaligus memberikanku angin segar padaku
Yang merasa lelah dengan rutinitas harian wajibku

Tak menunggu lama
 Aku pun mulai mengambil kamera yang selalu aku bawa dalam tas ranselku
Untuk mengambil gambar sederhana kakek tua itu yang bagiku sangat menginspirasi
Tak lama, senyumku mengembang seusai mengambil gambar kakek tua itu

Saat itu hari semakin sore
Aku pun memutuskan untuk segera pulang
Khawatir jika hujan deras kembali turun seperti siang tadi
Saat berjalan pulang ke rumah sambil menuntun sepedaku
Entah mengapa senyumku kembali mengembang
Ketika aku membayangkan kakek tua tadi
Aku tahu, raganya yang  sudah lelah karena bekerja dan usianya yang telah renta tapi ia masih tetap semangat membagikan senyuman hangat pada setiap orang yang ia jumpai
Oh Tuhanku, sungguh indah inspirasi yang Kau berikan padaku hari ini

Terlintas dalam pikirku sebuah tulisan sederhana yang ditulis oleh seorang filsuf yang menjadi sosok idola bagiku
“Pada saat kedua kakimu sudah lelah, maka berjalanlah dengan hatimu, tapi jangan pernah berhenti.”
Ya, itulah kata yang ditulis oleh salah satu filsuf kesukaanku, “Paulo Coelho”

Bagiku
Kakek sederhana itu telah menjadi inspirator sejati
Dia telah  berjalan dengan hati, tanpa henti walau rasa lelah telah menghampirinya dan menguras separuh tenaga yang ada padanya
Dia telah membangkitkan kembali semangat hidupku, untuk berjalan hati, kasih, sukacita, bahkan  memberikan seserpih senyuman sederhana pada orang lain
Walaupun kita sendiri tahu dan menyadari raga ini telah lelah

Sejenak aku pun memejamkan mata
Dan berbisik dalam hati kecilku
Terima kasih Tuhan, sebab Engkau telah mempertemukan aku dengan seseorang sederhana yang telah mengembalikan semangat hidupku
Dalam doa sederhanaku, 
Aku berharap dan berdoa,
 Semoga Engkau selalu melindungi dan menjagai kakek sederhana itu dalam setiap langkah hidupnya
Terima kasih kakek, engkaulah insipirator sejatiku


Tidak ada komentar:

Posting Komentar